Serba Serbi Gunung Bawakaraeng Di Sulawesi Selatan

Gunung Bawakaraeng merupakan salah satu gunung yang paling terkenal di Sulawesi Selatan. Gunung ini juga menjadi gunung yang difavoritkan oleh para pendaki di Sulawesi. Gunung Bawakareng memiliki jalur pendakian yang terbilang sulit sehingga lebih dikhususkan bagi pendaki profesional.

Puncak Gunung Bawakaraeng merupakan puncak tertinggi yang ada di Sulawesi Selatan. Gunung ini terletak di Kabupaten Gowa, Kecamatan Tinggimoncong, Sulawesi Selatan. Ketinggian gunung ini mencapai 2830 Mdpl dan merupakan puncak terdingin di Sulawesi.

Bawakaraeng memiliki arti yang cukup unik, dimana Bawa memiliki arti Mulut, sedangkan Karaeng berarti “Tuhan ataupun Raja”. Jika mendengar nama tersebut, sepertinya wajar, pasalnya gunung ini merupakan tempat yang dianggap suci dan sering digunakan untuk melakukan ritual keagamaaan oleh penduduk sekitar gunung.

Menurut legenda masyarakat sekitar, Gunung Bawakaraeng dulunya sering dijadikan tempat untuk berkumpul oleh para wali Allah. Selain itu ada mitos yang mengatakan bahwa gunung ini dihuni oleh penunggu yang sangat cantik bernama Noni.

Ada satu hal unik dari Gunung Bawakaraeng, dimana tempat ini sering dijadikan tempat untuk beribadah haji saat bulan Zulhijjah. Orang yang sudah menunaikan ibadah haji disini akan diberi gelar Haji Bawakaraeng.

Pada tahun 2004 silam terjadi tragedi longsong yang mengakibatkan tewasnya 30 penduduk serta puluhan orang luka-luka. Selain itu persawahan dan perkebunan yang ada disekitar area gunung juga terkena dampak longsor tersebut.

 

Mengenal Ritual Unik Di Puncak Gunung Bawakaraeng

Gunung Bawakaraeng merupakan gunung yang masuk kedalam rentetan pegunungan Lompobattang yang ada di Sulawesi Selatan. Gunung ini terkenal akan tanaman hijau hutan tropis yang tumbuh lebat. Selain itu disini juga tumbuh beragam flora dan fauna yang menjadi “makeup” alami dari Gunung Bawakaraeng itu sendiri.

Sama halnya dengan gunung lain pada umumnya, Gunung Bawakaraeng juga diselimuti mitos-mitos yang dipercaya kebenarannya dari waktu lampau hingga saat ini.

Menurut penganut sinkretisme yang tinggal disekitaran Gunung Bawakaraeng mengatakan bahwa dulunya gunung ini merupakan gunung tempat bertemunya para wali. Tidak jarang mereka menjalankan ritual atau ibadah haji di puncak Lompobattang setiap bulan Zulhijah.

Ritual ini dilakukan oleh penganut sinkretisme sejak dulu, diturunkan ke generasi-generasi berikutnya secara berkala, tujuannya agar ritual ini tidak tenggelam dimakan waktu.

Lalu apa tujuan dari ritual tersebut ? Ternyata ritual tersebut dilakukan untuk meminta keselamatan, rezeki, dan juga permintaan khusus kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan bukan bertujuan untuk menjadi “haji”.

Biasanya orang akan membawa beberapa benda untuk dipersembahkan seperti songkolo ( beras ketan ), telur, buah, daging ayam, daging kambing, serta berbagai hasil kebun lainnya. Jenis persembahan yang dibawa biasanya disesuaikan dengan permohonan.

Ritual yang dilakukan di Gunung Bawakaraeng ini dipercaya sebagai perpaduan antara kepercayaan lama, ajaran Islam, dan juga ritual mistik yang masih dipercaya oleh banyak masyarakat di Indonesia.