Beberapa Cara Agar Tidak Rugi Dalam Investasi Saham

Dalam jangka panjang, kita tidak akan rugi dalam investasi. Selama perekonomian masih tumbuh berkelanjutan, investasi kita pasti akan tumbuh. Bahkan ketika ekonomi tumbuh, investasi kita masih bisa tumbuh jika kita fokus mencari saham undervalue yang kinerjanya masih baik.

Berikut adalah kiat-kiat agar tidak sampai rugi di saham.

1. Bedakan Rugi Permanen dan Sementara Ketika harga saham turun dan di portofolio kita jadi minus, kerugian tersebut hanya bersifat sementara. Kerugian hanya menjadi permanen ketika kita realisasikan (jual/cutloss).
Jangan khawatir selama saham yang kita beli
kinerjanya masih bagus dan undervalue. Secara jangka pendek, harga saham ditentukan oleh sentimen pasar. Secara jangka panjang, harga saham ditentukan oleh nilai perusahaannya.

Menyadari perbedaan ini membuat kita tidak perlu panik ketika harga saham jatuh. Minus di portofolio saat kita baru beli adalah hal yang wajar.

2. Jangan Sampai Rugi Besar

Cara terbaik untuk tidak sampai rugi di saham adalah dengan tidak sampai mengalami kerugian besar. Never lose money. Loss lebih dari 50% hanya pada satu dari 10 emiten tidak masalah, karena itu berarti hanya loss sekitar 5%. Sangat mudah untuk ditutupi oleh gain dari emiten lain.

3. Diversifikasi

Cara termudah untuk mengurangi risiko kerugian besar adalah dengan diversifikasi. Tiap emiten pasti memiliki risiko penurunan tak terduga bahkan penurunan kinerja tak terduga. Salah satu contohnya adalah UNVR yang selama ini dianggap saham yang “tidak mungkin turun” dan “wajib dimiliki”. Dengan memiliki setidaknya 10 emiten, kerugian UNVR yang bahkan hingga 50% hanya berarti sekitar 5% dibandingkan total portofolio kita.

Banyak yang beranggapan diversifikasi mengurangi potensi keuntungan. Namun jika kita hanya diversifikasi pada emiten bagus dan undervalue, secara jangka panjang return kita akan serupa dengan tanpa diversifikasi dengan risiko penurunan yang lebih diminimalisir.

Ada juga yang beranggapan diversifikasi hanya untuk orang yang tidak yakin akan sahamnya dan tidak bisa analisa. Pada dasarnya kita memang tidak seharusnya sepenuhnya yakin dengan saham yang kita pilih. Ada banyak sekali variabel di luar kuasa kita yang menentukan harga saham di masa depan. Dan dari kita sendiri seringkali mengalami bias ketika analisa. Entah bias karena kita merasa “dekat” dengan saham tersebut atau karena hal lain.

Kecuali jika kita mendirikan perusahaan holding sendiri seperti Berkshire Hathaway dan go publik, baru kita boleh 100% yakin dengan saham tersebut. Seperti Warren Buffett yang hanya memiliki 1 saham yakni Berkshire Hathaway. Namun Berkshire Hathaway sendiri asetnya terdiri dari diversifikasi ke puluhan saham.