Otak sebagai pusat kendali tubuh yang paling rumit pun juga dapat mengalami infeksi. Seperti abses otak, suatu kondisi di mana bakteri, jamur, atau parasit menginfeksi otak yang bisa menyebabkan pembengkakan.
Sama seperti abses yang terjadi ketika ada luka yang mengeluarkan nanah, begitu juga abses otak. Sel-sel otak yang terinfeksi, jamur, bakteri, sel darah putih, virus, dan parasit semuanya terdapat dalam abses otak.
Penyebab abses otak
Ketika pembengkakan abses otak semakin parah, dapat memberi tekanan pada jaringan otak lainnya. Selain itu, tengkorak tidak bisa diperbesar atau ditekuk. Hal ini dapat merusak jaringan otak yang rapuh. Ada kemungkinan otak mengalami infeksi, salah satu pemicunya adalah karena darah mengalir ke seluruh tubuh, termasuk mampu membawa infeksi dari bagian tubuh lainnya. Terkadang darah mengalir dari sistem saraf pusat ke otak juga. Dalam 15-13% kasus ini adalah penyebab abses otak.
Kondisi ini disebabkan oleh bakteri Streptococcus. Umumnya abses otak ini terjadi pada orang yang pernah menderita penyakit jantung sianotik (bawaan), pneumonia, peritonitis, infeksi jaringan jantung, hingga tindik lidah.
Selain itu, abses otak juga bisa terjadi ketika ada infeksi di daerah sekitar tengkorak seperti telinga atau hidung dan menyebar ke sistem saraf pusat. Dari sana, infeksi akan berlangsung ke otak.
Perbedaan Antara Abses Otak dan Radang Otak
Walau keduanya dapat mengganggu fungsi otak, abses otak dan radang otak adalah dua kondisi yang berbeda. Meski belum diketahui secara pasti, penyebab radang otak diyakini karena daya tahan tubuh yang lemah.
Artinya, infeksi bisa berasal dari dalam (primary encephalitis) atau dari luar (secondary encephalitis). Dalam kasus ensefalitis sekunder, ada virus yang menyebar ke otak dan menyebabkan peradangan.
Pasien mungkin mengalami kejang, halusinasi, kelumpuhan wajah, gangguan bicara, leher kaku, gangguan penglihatan dan sering kehilangan kesadaran.
Ketika abses otak terjadi, kondisi ini harus segera diobati karena dapat mengancam jiwa. Pasien mungkin mengalami demam, gelisah, kejang, gangguan penglihatan, perubahan perilaku dan kesulitan berkomunikasi.
Semakin jelas efek penyebab abses otak, semakin tepat langkah pengobatannya. Petunjuk untuk mengidentifikasi pemicunya bisa dengan melihat dimana abses. Kini dengan metode CT scan, diagnosis kasus abses otak bisa lebih mudah. Oleh karena itu, orang yang diduga mengalami gejala abses otak harus segera memeriksakan diri ke dokter.