Pegunungan Endes adalah salah satu pegunungan terpanjang didunia yang terbentuk dari rangkaian dataran tinggi disepanjang pantai barat Amerika Selatan. Panjang dari gunung ini sekitar 7.000km dengan lebar mencapai 500km dan tinggi rata-rata 4000m – 6.961m diatas permukaan laut.
Untuk bisa menjadi gunung terpanjang tidaklah mudah karena memerlukan waktu kurang lebih sepuluh tahun untuk Pegunungan Andes ini tumbuh. Berdasarkan informasi terbaru ini, aktivitas dari letusan gunung berapi dahsyat yang pernah mengguncang Amerika memiliki andil dalam hal ini.
Dilansir dari media Live Science, para ilmuwan menyimpulkan hal tersebut setelah berhasil mempelajari sisa sia lempeng tektonik dari benua-benua yang terkubur.
Untuk para ahli yang melakukan penelitian ini menyatakan bahwa apa yang mereka temukan tersebut sangat mengejutkan dan belum pernah terjadi serta belum juga pernah diamati sebelumnya.
Sebelumnya pakar ahli Geologi mengungkapkan bahwa lempeng Samudera Nazca yang letaknya dibawah Samudra Pasifik bagian timur ini tumbuh stabil dan terus menerus menunjukkan aktifitas penunjaman atau bersubduksi.
Dengan keadaan tersebut membuat daratan naik sehingga terciptalah pegunungan Andes yang menjulang tinggi.
Rekan penulis Studi Jonny Wu yang juga merupakan asisten profesor geologi di Universitas Houston menyatakan, “Formasi pegunungan Andes ini telah lama menjadi paradigma lempeng tektonik”.
Setelah banyak mempelajari jejak lempeng Nazca yang berada dibawah tanah dengan kedalaman sekitar 1.500m, para ahli percaya bahwa lempeng ini tidaklah melalui sebuah subduksi yang stabil dan berkembang terus menerus.
Malah yang terjadi sebaliknya, Lempeng Nazca terjadi karena pengoyakan dipinggiran Andes melalui aktivitas Vulkaniknya. Untuk membuktikan hal tersebut, para ahli membuat pemodelan aktvitas Vulkanik disepanjang area pinggiran Andes.
Wu mengatakan, “Model ini sudah kami lakukan dan uji dengan melihat pola lebih dari 14.00 rekaman dari aktivitas Vulkanik disepanjang area Andes. Beberapa diantaranya berasal dari zaman Kapur”
Dengan demkian, hal tersebut bisa dikatakan sangat bertentangan dengan sebuah paradigma yang ada saat ini. Subduksi Nazca masih belum sepenuhnya mengalami berkelanjutan sejak periode Mesozoikum melainkan terjadi karena fase yang berbeda”, tulis para ahal dalam laporan akhirnya.