Letusan Gunung Agung di tahun 2017 silam memang menyita perhatian publik. Tidak hanya didalam negeri saja, berita meletusnya gunung tersebut juga terdengar hingga Eropa saja. Bandara Ngurah Rai sampai harus ditutup karena letusan tersebut. Berikut ini adalah fakta tentang Gunung Agung menurut lansiran Smithsonian Global Volcano Program.
Letusan yang terjadi di tahun 1963-1964 merupakan letusan gunung terbesar yang pernah terjadi di abad ke-20. Letusan tersebut terjadi pada tanggal 18 Februari 1963 dan berhenti pada tanggan 27 Januari 1964.
Sangking besarnya, letusan tersebut sampai menurunkan suhu bumi sekitar 0.4 derajat celcius. Hal ini terjadi karena gas beracun yang dihembuskan ke udara. Menurut lansiran ABC News, Richard Arculus yang merupakan profesor Emeritus bidang Geologi di Universitas Nasional Australia, Gunung Agung yang meletus 54 tahun lalu menyemburkan abu dan sulfur dioksida ke atmosfer sehingga mempengaruhi suhu udara di dunia.
Tidak seperti gunung lainnya yang bisa didaki kapan saja, Gunung Agung justru memiliki waktu khusus untuk pendakian. Hal ini tidak lepas dari ritual keagamaan yang ada di Pura Besakih yang terletak di Gunung Agung. Pura tersebut merupakan pura tertinggi yang ada di Bali. Sebelum melakukan pendakian, para pendaki harus melakukan ritual khusus terlebih dahulu di Pura Besakih.
Pada tahun 2001-2002 silam, sempat terdeteksi adanya anomali pada Gunung Agung. Anomali tersebut disebut dengan nama MODIS. Aktivitas pertama yang ditunjukkan oleh Gunung Agung terjadi pada tanggal 23 September 2001 dan anomali terbesar terjadi pada tanggal 5 Oktober 2002.