Pengobatan kanker serviks, yang sering melibatkan kombinasi dari beberapa jenis terapi seperti operasi, radiasi, kemoterapi, dan terapi target, dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang memengaruhi kualitas hidup pasien. Meskipun tujuan utama pengobatan adalah untuk menghancurkan sel kanker, efek samping yang timbul dari prosedur ini sering kali dapat mengganggu kondisi fisik dan emosional pasien. Berikut adalah beberapa komplikasi umum yang dapat terjadi akibat pengobatan kanker serviks:
1. Efek Samping dari Radiasi
- Iritasi Kulit: Radiasi eksternal dapat menyebabkan iritasi kulit di daerah yang diradiasi, termasuk leher rahim, panggul, dan perineum. Kulit dapat menjadi merah, sensitif, dan terasa panas.
- Efek pada Organ Internal: Radiasi juga dapat merusak organ-organ internal di sekitar area yang diradiasi, seperti kandung kemih dan rektum. Ini bisa mengakibatkan masalah seperti sistitis (radang kandung kemih) dan proktitis (radang rektum), yang menyebabkan nyeri, perdarahan, dan masalah buang air kecil atau besar.
- Efek Jangka Panjang: Efek samping radiasi dapat berkembang seiring waktu dan terkadang tidak muncul sampai beberapa bulan atau bahkan tahun setelah pengobatan. Ini termasuk fibrosis, di mana jaringan parut menggantikan jaringan normal di area yang diradiasi, dan risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kanker sekunder di kemudian hari.
2. Efek Samping dari Kemoterapi
- Kerusakan Sel Darah: Salah satu efek samping paling umum dari kemoterapi adalah penurunan jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dalam tubuh. Ini dapat menyebabkan anemia, peningkatan risiko infeksi, dan mudah memar atau berdarah.
- Mual dan Muntah: Banyak jenis kemoterapi dapat menyebabkan mual dan muntah yang parah, yang dapat mengganggu kualitas hidup pasien dan menyebabkan dehidrasi dan kekurangan nutrisi.
- Kehilangan Rambut: Beberapa obat kemoterapi menyebabkan rambut rontok atau penipisan rambut, yang bisa sangat mengganggu bagi banyak pasien.
3. Efek Samping dari Operasi
- Penurunan Fungsi Seksual: Operasi seperti histerektomi (pengangkatan rahim) atau limfadenektomi (pengangkatan kelenjar getah bening) dapat menyebabkan disfungsi seksual, termasuk penurunan libido dan kekeringan vagina. Ini dapat memengaruhi kualitas hidup dan hubungan pasangan.
- Masalah Buang Air Besar atau Kecil: Operasi di daerah panggul dapat memengaruhi fungsi kandung kemih dan rektum, menyebabkan masalah seperti inkontinensia urin atau feses, obstruksi usus, atau pembentukan fistula.
- Komplikasi Bedah: Setiap operasi membawa risiko komplikasi seperti infeksi, perdarahan, atau kerusakan pada organ atau jaringan di sekitarnya.
4. Efek Samping dari Terapi Target
- Efek pada Sistem Kardiovaskular: Beberapa terapi target yang digunakan dalam pengobatan kanker serviks dapat menyebabkan efek samping kardiovaskular seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), peningkatan risiko trombosis (pembekuan darah), atau gagal jantung.
- Toksisitas pada Organ Tertentu: Terapi target juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ tertentu, seperti hati atau ginjal, yang memerlukan pemantauan dan manajemen yang cermat.
5. Masalah Psikologis
- Stres dan Kecemasan: Diagnosis kanker dan pengobatannya sering kali menyebabkan stres dan kecemasan yang signifikan, yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan kemampuan pasien untuk menghadapi pengobatan.
- Depresi: Efek samping fisik, perubahan dalam tubuh, dan ketidakpastian masa depan sering kali menyebabkan depresi pada pasien dengan kanker.